Rebranding: Pengertian, Alasan, dan Strateginya


Dalam meningkatkan kinerja penjualan, perusahaan sudah pasti memiliki strateginya masing-masing. Salah satunya, yaitu re-branding. Bagaimana cara melakukannya? Berikut penjelasannya!
Apa itu Rebranding?
Sebelum membahas lebih jauh tentang rebranding, tentu akan lebih baik jika Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan rebranding? Secara singkat, rebranding adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengubah citra perusahaan agar lebih baik lagi.
Citra yang diubah dapat berupa logo, nama, simbol, bahkan semua hal yang ada di dalamnya. Dengan demikian, konsumen akan semakin mengenal bahkan tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Namun tidak meninggalkan tujuan utama untuk bertahan dalam persaingan bisnis.
Meskipun strategi rebranding sangat menarik dan menjanjikan bagi perusahaan, tentu Anda wajib berhati-hati saat akan menerapkannya. Hal ini karena, ada kemungkinan jika banyak konsumen yang justru merasa tidak menyukai tampilan baru dari bisnis Anda.
Jenis-Jenis Rebranding
Pada praktiknya, proses rebranding perusahaan dilakukan dalam beberapa situasi, baik saat perusahaan sedang bertumbuh aktif maupun saat mengalami penurunan performa.
1. Branding ulang reaktif
Perusahaan melakukan branding ulang reaktif ketika berada dalam situasi yang sudah tidak dapat dilanjutkan atau diubah total. Tentu saja, hal tersebut bukan tanpa alasan. Mulai dari merger atau akuisisi, permasalahan hukum, fundamental, dan sebagainya.
Situasi perusahaan yang tidak memungkinkan di atas sudah pasti akan membuat perusahaan untuk berpikir ulang bagaimana melanjutkan kegiatan bisnisnya. Dengan melakukan branding ulang, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi perusahaan yang tengah bermasalah tersebut.
2. Branding ulang proaktif
Melakukan branding ulang perusahaan juga dapat dilakukan ketika perusahaan tersebut sadar kalau terdapat sebuah peluang untuk menunjang pertumbuhan bisnisnya. Hal inilah yang kerap disebut sebagai re-branding proaktif.
Alasannya pun beragam, mulai dari melihat target pasar baru, menjaga hubungan dengan para pelanggan, hingga alasan inovasi belaka. Dengan branding ulang ini, perusahaan bermaksud ingin melihat kesempatan mana yang dapat diambil supaya bisnisnya semakin berkembang.
*Baca Juga: Ini Alasan Perusahaan Harus Melakukan Rebranding
Alasan Melakukan Rebranding
Rebranding dilakukan bukan tanpa alasan. Ada hal-hal tertentu yang mendasari strategi tersebut dijalankan. Entah dari faktor internal maupun eksternal, berikut alasannya:
1. Reputasi atau image buruk
Disadari atau tidak, suatu bisnis atau brand bisa saja mendapatkan reputasi yang buruk. Beberapa contoh yang sempat terjadi seperti adanya tuntutan, skandal, bahkan data-data yang bocor. Guna memperbaiki nama perusahaan, branding ulang menjadi pertimbangan yang penting dilakukan.
Proses branding ulang tidak hanya dilakukan dengan perubahan nama perusahaan, namun juga logo hingga pelayanan yang diberikan. Dengan cara ini, diharapkan perusahaan akan dapat memberikan sesuatu yang baru berupa pembenahan sehingga reputasinya menjadi lebih baik di mata publik.
2. Adanya pimpinan baru
Pemimpin yang baru dalam suatu perusahaan tidak jarang akan membawa banyak ide dan visi baru. Hal tersebut sudah pasti akan dapat berpengaruh pada perubahan struktur hingga fokus organisasi yang membuat branding ulang menjadi hal yang akan dilakukan.
Adanya proses rebranding yang terarah sudah pasti menjadi cara yang tepat untuk menghilangkan pengaruh buruk dari periode kepemimpinan sebelumnya. Dengan begitu, citra merek dan organisasi juga akan terangkat seiring dengan gelombang dukungan secara internal perusahaan.
3. Visual branding ketinggalan zaman
Salah satu alasan umum yang dikemukakan mengapa branding ulang penting adalah brand yang memang membutuhkan modernisasi, terutama dari segi identitas visual. Hal tersebut terjadi karena identitas visual saat ini dianggap kuno dan kurang relevan di masa sekarang dan yang akan datang.
Terlebih, baru-baru ini digitalisasi menjadi salah satu faktor utama dalam evolusi brand maupun logo. Beberapa contoh seperti Pertamina hingga Telkom Indonesia melakukan branding dari segi visual menjadi lebih modern, simple, dan kekinian.
4. Sebagai Pembeda dengan kompetitor
Branding yang memiliki kemiripan sangat tinggi dengan perusahaan lain sudah pasti akan tidak akan menguntungkan, namun justru dapat menyebabkan tuntutan pidana. Target audiens juga akan lebih susah membedakan branding perusahaan dengan kompetitor.
Oleh karena itu, beberapa perusahaan memutuskan untuk melakukan branding ulang supaya menjadikan brand tersebut terlihat original. Dengan demikian, efeknya juga akan menjadi lebih baik terhadap keberlangsungan dan kualitas brand itu sendiri.
5. Adanya kebijakan merger atau akuisisi
Kebijakan merger hingga akuisisi merupakan hal yang wajar dan sering kali terjadi pada berbagai perusahaan. Di Indonesia, penyatuan dua perusahaan Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo pada 2021 lalu menjadi salah satu contoh strategi branding dengan cara merger. Dengan keputusan ini, tentu akan membuat perubahan dari segi struktur, fokus, hingga layanan yang diberikan.
Cara Melakukan Rebranding
Dalam melakukan re-branding, Anda harus memperhatikan beberapa hal penting. Berikut cara melakukan rebranding yang baik dan benar:
1. Identifikasi strategi
Salah satu langkah sebelum melakukan branding ulang perusahaan yakni mengidentifikasi apakah brand Anda memerlukan branding secara parsial atau total. Perubahan secara parsial dilakukan sebagian, sedangkan jika dilakukan secara menyeluruh, maka akan dilakukan perubahan total.
Apabila perubahan dilakukan dari segi logo atau tagline, maka branding ulang tersebut dilakukan secara parsial. Sebaliknya, jika perubahan mencakup identitas sampai dengan visi dan misi perusahaan, maka branding total merupakan hal yang akan dilakukan.
2. Riset pasar
Strategi lain yang juga penting dilakukan yakni mengetahui pasar dan konsumen yang Anda sasar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan riset guna mengetahui target pasar yang tepat untuk kondisi perusahaan Anda saat ini.
Di sisi lain, melakukan riset juga akan sangat penting dalam mempertahankan loyalitas konsumen. Riset juga akan sangat memungkinkan Anda untuk mendapatkan banyak pelanggan baru untuk pengembangan perusahaan ke depannya.
3. Kenali kompetitor
Seperti yang kita tahu, salah satu tujuan branding ulang perusahaan adalah untuk membedakan dengan kompetitor. Oleh karenanya, tentu Anda juga tidak boleh ketinggalan melakukan riset kompetitor dari segi kelebihan dan kelemahan, cara pemasaran, sampai target pasar.
Dengan demikian, Anda akan lebih mudah menemukan celah untuk dapat masuk ke dalam pasar kompetitor, bahkan lebih mudah mengalahkannya ketika branding ulang telah dilakukan. Pastikan Anda melakukannya dengan maksimal supaya tidak menimbulkan potensi bahaya.
*Baca Juga: Company Logo Design Jakarta, Indonesia
Itulah beberapa hal seputar rebranding yang sudah pasti harus Anda ketahui. Apabila Anda ingin berkonsultasi sebelum proses branding ulang perusahaan, segera hubungi Kamarupa yang sudah berpengalaman dalam corporate branding, graphic design, hingga SEO dan pemasaran digital.
Anda dapat mengembangkan identitas perusahaan, logo, dan berbagai hal yang berhubungan dengan branding ulang perusahaan melalui Kamarupa. Hubungi kami untuk diskusi lebih lanjut.
/ UP NEXT